Senin, 10 Februari 2014

cara mengatasi Hama Tikus Sawah

Cara Mengatasi Hama Tikus Sawah

Tikus sawah merupakan hama penting tanaman padi yang tiap tahun serangannya lebih dari 17 % dari total luas arel padi. Hal ini disebabkan karena pengendalian hama tikus oleh petani selalu terlambat karena mereka mengendalikan setelah terjadi serangan dan kurangnya monitoring oleh petani.
Pemahaman petani mengenai informasi aspek dinamika populasi tikus, yang menjadi dasar dalam pengendalian juga masih kurang. 
Kecenderungan petani masih kurang peduli dalam menyediakan sarana pengendalian tikus, organisasi pengendalian yang masih lemah, dan pelaksanaan pengendalian yang tidak berkelanjutan dapat mengakibatkan meningkatnya hama tikus sawah. 
Tidak kalah penting adalah masih banyak petani yang mempunyai ”persepsi mistis”. Di lingkungan masyarakat Jawa, biasanya bila petani melihat tikus, tidak boleh menyebut tikus tetapi disebutnya ”den bagus”. Padahal, pada hakekatnya hal tersebut dapat menghambat dalam usaha pengendalian tikus itu sendiri. 
Melihat kondisi di atas, maka perlu Pengendalian Hama Tikus Terpadu (PHTT). Strategi PHTT dilaksanakan berdasarkan pemahaman ekologi tikus, dilakukan secara dini, intensif dan terus menerus (berkelanjutan) dengan memanfaatkan berbagai teknologi pengendalian yang sesuai dan tepat waktu. Disamping itu kegiatan pengendalian diprioritaskan pada waktu sebelum tanam (pengenalian dini), untuk menurunkan populasi tikus serendah mungkin sebelum terjadi perkembangbiakan tikus yang cepat pada stadium generataif padi; dan pelaksanaan pengenalian dilkukan olehpetani secara bersama-sama (berkelompok) dan terkoordinasi dalam cakupan skala luas (hamparan). 
Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah: 
1. Tanam dan panen serempak. Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus.
2. Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitatutama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang.

Minggu, 09 Februari 2014

BUDI DAYA TANAMAN PADI
PEMBIBITAN
Ada beberapa tahapan untuk menanam padi maupun budidaya padi, langkah-langkanh tersebut perlu kita lakukan untuk mendapat hasil yang maksimal. Sebelum  ditanam, tanaman padi harus disemaikan lebih dahulu. Pesemaian itu harus disiapkan dan dikerjakan dengan baik, maksudnya agar diperoleh bibit yang baik, sehingga pertumbuhannya akan baik pula. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan persemaian sebagai berikut:

A.    Memilih Tempat Pesemaian
Tempat untuk membuat pesemaian merupakan syarat yang harus diperhatikan agar diperoleh bibit yang baik.
  • Tananya harus yang subur, banyak mengandung humus, dan gembur.
  • Tanah itu harus tanah yang terbuka, tidak terlindung oleh pepohonan, sehingga sinar matahari dapat diterima dan dipergunakan sepenuhnya.
  • Dekat dengan sumber air terutama untuk pesemaian basah, sebab pesemaian banyak membutuhkan air. Sedanggkan pesemaian kering dimaksudkan mudah mendapatkan air untuk menyirami apabila persemaian itu mengalami kekeringan.
  • Apabila areal yang akan ditanami cukup luas sebaiknya tempat pembuatan pesemaian tidak berkumpul menjadi satu tempat tetapi dibuat memencar. Hal itu untuk menghemat biaya atau tenaga pengangkutannya.

B.    Mengerjakan Tanah Untuk Pesemaian
Tanah pesemaian harus mulai dikerjakan kurang lebih 50 hari sebelum penanaman. Karena adanya dua jenis padi, yaitu padi basah dan ppadi kering, maka tanah pesemaian juga dapat dibedakan atas pesemaian basah dan pesemaian kering.

•    Pesemaian Basah
Dalam membuat pesemaian basah harus dipilih tanah sawah yang betul-betul subur. Rumput-rumput dan jerami yang masih tertinggal harus dibeersihkan lebih dulu. Kemudian sawah digenangi air, maksud digenagi air ini agar tanag menjadi klunak, rumpput-rumputan yang akan tumbuh  menjadi mati, dan bermacam-macam serngga yang dapat merusak bibit mmati pula.

Sabtu, 08 Februari 2014

assalamualaikum kawan blogger saya mau cerita tentang kondisi musim tanam pada saat ini ( januari 2014 ) di daerah Temanggung secara umum, saat ini banyak petani menanam padi khususnya di sawah ada yang sudah hampir panen ada juga yang baru seminggu umur tanam, akan tetapi dari informasi yang saya dapat khususnya di sekitar tempat tinggal saya desa Kutoanyar banyak petani mengeluh tanaman padinya yang terserang hama wereng yang menyebabkan tanaman padi seperti terbakar dan kalau serangan terjadi saat biji padi belem padat atau mengental maka biji padi tersebut akan kosong atau gabuk tidak ada isinya, departemen pertanian melalui ppl nya juga sudah melakukan menyemprotan massal akan tetapi sampai saat ini hama masih ada, dan petani juga sudah melakukan penyemprotan berulang dengan obat-obatan yang beredar di pasaran. Hal yang sama juga dialami petani yang sedang menanam tomat, banyak tanaman tomat yang terserang virus layu dan keriting  sehingga tanaman tomat tidak berbuah dan kalau berbuah sering tidak maksimal dan busuk, akibatnya harga tomat saat ini bisa mencapai Rp 10.000 perkilo dengan kualitas bagus.
memang saat curah hujan sedang tinggi-tingginya tanaman budidaya sering tidak kuat dan para petani kesulitan memperoleh hasil yang baik. tetapi para petani menanamnya agar bisa menjual hasilnya dengan harga yang lumayan tinggi walaupun resiko kegagalannya kadang lebih besar.
malah yang lebih gencar para petani di lereng Sindoro sebelah selatan banyak sekali yang sedang menanam cabai kabarnya dari sales benih cabe bahkan sudah mencapai kwintalan biji cabai yang ditanam di Temanggung ini, semoga para petani memperoleh hasil yang baik sebagai ganti tanam tembakau tahun lalu. demikian kabar para petani di Temanggung.